Pada dasarnya masyarakat modern ditandai dengan menguatnya rasionalitas
dan melemahnya peran agama. Sebelum perkembangan ilmu pengetahuan
seperti saat ini, agama menjadi pemandu manusia dalam mengatasi
kecemasan hidupnya di tengah “kekuatan alam”. Meskipun tidak memberikan
suatu tingkat solusi yang dapat dipertanggungjawabkan, namun agama dalam
kehidupan masyarakat senantiasa menjadi obat mujarab segala persoalan.
Dalam proses selanjutnya, perkembangan ilmu pengetahuan menggeser peran
agama tersebut. Ilmu pengetahuan dinilai sangat membantu manusia dalam
memecahkan misteri alam. Padahal di masa sebelum ilmu pengetahuan,
kekuatan alam seringkali menjadi sesuatu yang mencemaskan bagi kehidupan
manusia. Bahkan penyembahan terhadap alam dalam komunitas agama
primitif tidak bisa dilepas dari misteri kekuatan alam yang mencemaskan
itu.
Peran Agama Menguat
Pasca berkembang pesatnya ilmu pengetahuan di abad modern ini, alam
justru menjadi pelayan manusia. Bahkan terdapat kecenderungan ekploitasi
terhadap alam bagi kesejahteraan hidup manusia. Proses modernisasi di
sebuah negara, yang ditandai dengan semakin kuatnya peran ilmu
pengetahuan diramalkan akan mencabut peran agama dalam masyarakat.
Namun ramalan itu ternyata tidak sepenuhnya tepat. Hingga kini kita
masih melihat kecenderungan kuatnya peran agama dalam masyarakat. Dalam
masyarakat modern di kota-kota besar Indonesia, misalnya, menggambarkan
adanya kegairahan dalam beragama. Maraknya acara-acara keagamaan dan
bermunculannya tokoh-tokoh pendakwah muda menunjukkan adanya permintaan
yang sangat besar dari masyarakat kota terhadap otoritas agama. Dalam
industri televisi juga dapat dilihat dari begitu tingginya rating
acara-acara yang bernuansa agama. Dapat disimpulkan bahwa semakin modern
sebuah masyarakat tidak serta merta menggeser peran agama dalam
kehidupan mereka.
Dalam hal-hal tertentu memang kita saksikan adanya pergeseran. Dahulu,
hampir semua persoalan sosial yang dialami masyarakat biasanya akan
dikonsultasikan kepada tokoh agama. Mereka menjadi konsultan dari
persoalan publik hingga problem keluarga. Modernisasi kemudian menggeser
peran itu. Persoalan sosial tersebut kini sudah terfragmentasi dalam
lembaga-lembaga khusus sesuai dengan keahlian dari pengelola lembaga
tersebut. Jadi, dalam batas-batas tertentu modernisasi atau perkembangan
ilmu pengetahuan memang telah menggeser posisi agama. Namun itu tidak
serta merta dapat dimaknai bahwa agama akan kehilangan fungsi dan
menghilang dengan sendirinya.
Sebenarnya, meskipun lembaga-lembaga modern itu dianggap lebih
otoritatif ketimbang tokoh-tokoh agama, namun nilai-nilai transenden
agama tampaknya masih menjadi pijakan. Kebutuhan manusia terhadap agama
menjadi sesuatu yang inheren. Munculnya pendakwah-pendakwah muda
selebritis yang kerap muncul di televisi merupakan cermin dari kuatnya
permintaan sekaligus pemberian otoritas transenden kepada mereka.
SUMBER :
http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php?id=A4656_0_3_0_M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar